Powered By Blogger

Minggu, 19 Oktober 2008

Makanan Organik

Makanan Organik

Anda tentu sering melihat aneka jenis makanan berlabel organik di pasaran. Konon, makanan jenis ini lebih sehat. Untuk ibu hamil juga?

Intervensi bahan kimia buatan belakangan ini makin merusak alam dan mencemari lingkungan di berbagai belahan bumi. Ujung-ujungnya, ya kembali ke manusia juga. Yang paling nyata adalah, dapat merugikan kesehatannya.
Itu sebabnya, dari hari ke hari makin banyak orang yang menyadari untuk kembali berpola hidup selaras dengan hukum alam. Di antaranya, mengonsumsi makanan berlabel organik, termasuk juga para ibu hamil. Anda tertarik untuk “Go organic”?

Apa sih , makanan organik?

Hukum yang berlaku di alam adalah: setiap organ “melayani” organisme, sedangkan setiap organisme “melayani” dan memelihara organnya. Ini berarti, setiap organ memiliki peran dan fungsi tersendiri untuk menunjang kepentingan sistem dalam organisme secara keseluruhan. Dengan begitu, terciptalah sistem yang harmonis, selaras, dan berkelanjutan di dalam organisme, dan juga seluruh alam semesta.
Prinsip inilah yang digunakan dalam memproduksi dan memroses makanan organik. “Dalam pemrosesannya, keseimbangan alam memang selalu dijaga dan diperhatikan. Salah satu caranya, dengan tidak menggunakan pestisida, herbisida, fungisida, dan bahan kimia sintetis lainnya. Sebab, bahan kimia sintetis hanya bersifat merugikan dan merusak keharmonisan alam saja. Makanya, pada tanaman organik, digunakan pupuk kompos atau pupuk kandang dari kotoran hewan. Sebenarnya, seluruh komponen yang ada di alam mengandung semua komponen yang diperlukan tanah, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Jadi, kenapa tidak dimanfaatkan saja dengan baik.
makanan apa yang termasuk organik?
Tidak hanya berupa sayuran dan buah-buahan saja lho , namun juga beras, telur, daging, susu, produk olahan susu, dan lain-lain. Dalam proses produksi, memang selalu diusahakan agar tidak ada kontak dengan bahan kimia buatan. Atau, paling tidak diminimalkan!”
Pasti lebih sehat!
Dari proses tanam dan pengolahan makanan organik terlihat kalau makanan ini baik bagi kesehatan. Apa benar? “Ya. Karena, kalau kita bisa meminimalkan jumlah zat asing yang masuk ke dalam tubuh, sel-sel tubuh jelas akan lebih sehat. Secara otomatis, tubuh kita juga jadi lebih sehat.
Nah, kondisi tubuh yang sip ini bisa jadi modal yang baik saat Anda berencana memiliki keturunan. Apalagi, kemungkinan tubuh yang sehat untuk menghasilkan bibit yang berkualitas baik memang akan jauh lebih besar. Hal ini disadari oleh Korintha, dosen honorer dan ibu 1 anak. Ia mulai mengonsumsi sayuran organik sejak tahun 2001. Setelah menikah pun (tahun 2003), kebiasaan ini masih terus dilanjutkan, bahkan hingga sekarang. “Kesadaran untuk mengonsumsi makanan organik kian meningkat waktu saya mulai hamil. Saya tidak mau janin saya keracunan,” demikian alasannya.

Adakah bedanya makanan non-organik dan makanan organik pada tubuh?

Ternyata ada. menurut ibu saya “Untuk meminimalkan racun yang masuk ke dalam tubuh saat hamil, ibu saya sengaja mengonsumsi beras organik. Ternyata, reaksinya terhadap tubuh ibu saya beda banget. kata ibu saya, Perut tidak gampang mulas atau kembung. Kata dokter ibu saya, kalau makanan tidak cocok untuk perut, lambung akan sakit. Gejalanya, perut mulas,”
Sementara itu, penyanyi Melly Manuhutu punya pengalaman unik. Ia memang langganan batuk dan pilek! “Setelah 2 tahun mengonsumsi makanan organik, penyakit bandel itu enggan mendekati saya,” tutur Melly sambil tertawa.
Efek racun
, tidak langsung
Pengaruh benda asing terhadap kerja sistem metabolisme tubuh ibu hamil memang tak beda jauh dengan mereka yang tidak hamil. Hanya saja, tubuh Anda saat hamil biasanya lebih sensitif. Selain itu, ada periode dimana tumbuh kembang janin berlangsung sangat cepat. Masalahnya, begitu ada benda asing yang mengganggu, proses tumbuh kembang janin bisa terhambat. “Nah, dampaknya pada metabolisme tubuh ibu, bisa diperbaiki dengan berpola makan sehat. Bagaimana dengan janin? Sayangnya, tidak bisa diperbaiki lagi. Bagaimana mungkin mengulang kembali proses pembentukan jantung janin yang terganggu,
Tentu saja, semua dampak negatif dari pestisida dan zat asing lainnya terhadap kesehatan tubuh tidak segera muncul. Contohnya, setelah makan apel yang kulitnya beresidu pestisida, Anda tidak langsung kena kanker! Efek racun dari pestisida dan zat asing baru akan muncul beberapa tahun, bahkan mungkin puluhan tahun kemudian. Yaitu, setelah akumulasi yang terjadi sudah tidak dapat ditolerir lagi oleh sistem pertahanan tubuh!”
Asal tahu saja, tahun 1987 , National Academy of Science, Amerika Serikat, resmi melaporkan, jenis pestisida yang banyak digunakan di seluruh dunia, yakni organokhlorin, organofosfat, serta kombinasinya, dalam jangka panjang terbukti menyebabkan gangguan hormon, kecacatan janin, kerusakan sistem saraf, kanker, dan mengganggu sistem kekebalan tubuh. Jadi, jelas Anda musti hati-hati.

Kok , mahal ya?

Memang, khasiat ampuh dari makanan organik tidak bisa dipungkiri lagi. Sayangnya, harga makanan ini lebih mahal ketimbang makanan non-organik.”Sebaiknya, Anda melihat hal ini sebagai investasi kesehatan dalam jangka panjang. Apalagi, jumlah produksi makanan organik masih lebih sedikit dibandingkan makanan non-organik. Belum lagi, dalam memroses makanan organik, butuh tenaga manusia yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama. Misalnya saja, lahan pertanian organik di Amerika biasanya dibiarkan dulu selama 2 tahun agar benar-benar bebas pestisida. Selain itu, lahan tersebut harus punya sertifikat resmi dari Departemen Pertanian setempat,
Bagaimana dengan Indonesia?
Sejauh pengetahuan saya, belum ada peraturan atau undang-undang di Indonesia yang mewajibkan sertifikasi tanah bebas pestisida. Juga, sertifikasi dan pelabelan makanan organik.
Jadi jelas, mengonsumsi makanan organik memang bukan lagi sekadar mengisi perut Anda saat ini saja, melainkan jadi tabungan kesehatan di masa mendatang. Anda pun punya bekal berupa tubuh sehat. Juga, punya andil dalam menentukan kualitas generasi penerus. Kini, semua itu terpulang kembali pada Anda, pilih makanan non-organik yang lebih murah atau makanan organik yang lebih mahal tapi berkualitas? Mumpung masih ada kesempatan dan pilihan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar